Selasa, 26 Januari 2010

DARAH HAID BISA PERBAIKI PENYAKIT JANTUNG ?

PENELITI Jepang baru-baru ini mengungkapkan sebuah riset yang memberi harapan baru bagi pengobatan penyakit jantung. Yang lebih mencengangkan, riset itu mengindikasikan bahwa darah haid atau menstruasi pada suatu hari nanti dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan jantung.
Adalah para ahli jantung (kardiolog) dari Sekolah Kedokteran Universitas Keio yang berhasil yang menemukan temuan menarik ini. Mereka berhasil mengembangkan sel-sel punca atau sel batang dari darah haid yang kemudian diaplikasikan pada tubuh binatang tikus.
Dalam risetnya, peneliti menggunakan sampel darah haid dari 9 wanita untuk kemudian mengembangkannya selama sebulan di laboratorium. Pada tahap ini, peneliti berupaya mencari sejenis sel dalam darah haid yang dapat berfungsi seperti halnya sel punca.
Sekitar 20 persen sel-sel mulai saling menyerang secara spontan setelah tiga hari dikumpulkan dalam kultur in vitro bersama sel-sel dari jantung tikus. Sel-sel darah haid ini akhirnya membentuk lembaran jaringan mirip jaringan otot jantung.
Rata-rata kesuksessannya 100 kali lebih tinggi ketimbang 0,2 – 0,3 persen sel punca yang diambil dari tulang manusia, kata salah seorang peneliti, Shunichiro Miyoshi.
Hasil eksperimen in-vivo secara terpisah, lanjut peneliti, menunjukkan bahwa tikus yang mengalami serangan jantung membaik kondisinya setelah menerima sel-sel yang dihasilkan dari darah haid ini.
¨Dalam waktu dekat, mungkin akan tercipta sebuah sistem yang akan memudahkan para wanita menggunakan untuk pengobatan mereka sendiri,¨ ujar Miyoshi.
Menggunakan darah dari tubuh sendiri, kata peneliti, akan memecahkan masalah besar dari penggunaan sel-sel ini yaitu sistem kekebalan tubuh yang kerap menolak kehadiran sel.
Miyoshi menyatakan, darah haid dapat digunakan untuk membangun persediaan dari sel-sel yang memiliki keragaman protein pengenal kecocokan jaringan atau human leukocyte antigen (HLA), yang juga bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia.
¨Sel-sel ini dapat disimpan untuk waktu lama dalam sebuah tabung seukuran jari, dan dapat dikembangkan sesuai keperluan,¨ ujarnya.
Sel punca dipertimbangkan sebagai kunci karena sel ini dapat dikembangkan menjadi berbagai jenis sel. Sel punca juga berpotensi besar membantu memperbaiki sel-sel yang rusak, jaringa bahkan organ tubuh sekalipun.

CEDERA KEPALA

Pendahuluan
Sekitar 40% penderita cedara multiple akan mengalami cedera susunan syaraf pusat. Kelompok ini akan mengalami angka kematian dua kali lebih tinggi (35% banding 17%) dibandingkan dengan kelompok tanpa cedera SSP. Cedera kepala mencakup 25% dari seluruh kematian akibat trauma dan meliputi setengah dari kematian kecelakaan sepeda motor sebagai mana cedera lain, evaluasi dan penataalaksanaan yang menyeluruh dan segera akan memberikan kemungkinan sembuh yang lebih baik .Untuk melakukan penatalaksanaan cedera kepala dengan efektif, perlu pemahaman anatomi dasar dan fisiologi yang baik tentang kepala dan otak. Cedera kepala yang terjadi dapat berupa memar jaringan otak yang diikuti dengan ‘swelling’ dan peningkatan tekanan intra cranial, cedera terhadap pembuluh darah disertai pendarahan dan peningkatan tekanan intra cranial atau cedera tembus yang merusak jaringan otak. Harus selalau diingat bahwa pada cedera kepala berat sebaiknya selalu diasumsikan juga disertai dengan cedara servikal dan spinal cord.
Anatomi kepala
Kepala (tidak termasuk wajah dan struktur wajah) mencakup bagian :
Ö Scalp
Ö Tulang tenkorak
Ö Selaput yang membungkus otak (meningens)
Ö Jaringan otak
Ö Cairan serebrospinal
Ö Kompartemen vascular
Scalp memiliki vaskularisasi yang kaya dan menyebabkan pendarahan yang banyak jika luka, karena banyak pembuluh darah kecil terletak dalam matrik jaringan ikat elastis.
Vasospasme protektif normal yang seharusnya terjadi untuk mengurangi pendarahan tidak berfungsi, menyebabkan perdarahan yang terus berlanjut dan kehilangan darah yang bermakna. Tengkorak kepala berfungsi sebagai kotak tertutup, satu-satunya pintu keluar dimana tekanan dapat berlanjut adalah melalui foramen magnum yang terletak pada dasar tengkorak dimana terdapat peralihan antara batang otak dan spinal cord. Tengkorak yang kaku dan sempit memberikan kontribusi dalam beberapa mekanisme cedera kepala.
Karena letak otak dalam kepala sedemikian rupa sehingga gerakan lebih banyak pada puncak otak disbanding dasar. Hal ini merupakan faktor penentu kerusakan yang terjadi. Tulang temporal lebih tipis dan mudah mengalami fraktur. Selaput yang membungkus keseluruhan otak, lapisan lebih tipis berupa pia arachnoid yang terletak dibawah duramater dan merupakan tempat arteri dan vena, lapisan yang paling tipis piamater yang terletak dibawah arachnoid dan langsung melapisi permukaan otak. Cairan cerebrospinal ditemukan dibawah lapisan piamater dan arachnoid.
Otak mengisi keseluruhan rongga tengkorak, yang sesungguhnya tidak memiliki adaptasi terhadap bengkak otak. Hal ini memiliki hal penting dalam patofisiologi cedera kepala.
Cairan serebrospinal (CSF) merupakan cairan nutrisi yang menyeliputi otak dan spinal cord. Cairan ini secara terus menerus diproduksi dalam ventrikel otak dengan kecepatan 1/3 ml/menit. Cairan ini diserap kembali oleh membran arachnoid yang menyelimuti otak dan spinal cord. Segala sesuatu yang menghambat aliran CSF akan menyebabkan penumpukan cairan ini dalam otak dan akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
Patofisiologi cedera kepala
Sebagian besar cedera otak tidak disebabkan oleh cedera langsung terhadap jaringan otak, tetapi terjadi sebagai akibat kekuatan luar yang membentur sisi luar tengkorak kepala atau dari gerakan otak itu sendiri dalam rongga tengkorak. Pada cedera deselerasi, kepala biasanya membentur suatu objek seperti kaca depan mobil, sehingga terjadi deselerasi tengkorak yang berlangsung tiba-tiba. Otak tetap bergerak kearah depan, membentur bagian dalam tengorak tepat di bawah titik bentur kemudian berbalik arah membentur sisi yang berlawanan dengan titik bentur awal. Oleh sebab itu, cedera dapat terjadi pada daerah benturan (coup) atau pada sisi sebaliknya (contra coup).
Sisi dalam tengkorak merupakan permukaan yang tidak rata. Gesekan jaringan otak tehadap daerah ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan terhadap jaringan otak dan pembuluh darah.
Respon awal otak yang mengalami cedra adalah ”swelling”. Memar pada otak menyebabkan vasoliditasi dengan peningkatan aliran darah ke daerah tersebut, menyebabkan penumpukan darah dan menimbulkan penekanan terhadap jaringan otak sekitarnya. Karena tidak terdapat ruang lebih dalam tengkorak kepala maka ‘swelling’ dan daerah otak yang cedera akan meningkatkan tekanan intraserebral dan menurunkan aliran darah ke otak. Peningkatan kandungan cairan otak (edema) tidak segera terjadi tetapi mulai berkembang setelah 24 jam hingga 48 jam. Usaha dini untuk mempertahankan perfusi otak merupakan tindakan penyelamatan hidup.
Kadar CO2 dalam darah mempengaruhi aliran darah serebral. Level normal CO2 adalah 35-40 mmHg. Peningkatan kadar CO2 (HIPOVENTILASI) menyebabkan vasodilatasi dan bengkak otak, sedangkan penurunan kadar CO2 (HIPERVENTILASI) menyebabkan vasokontruksi dan serebral iskemia. Pada saat lampau, diperkirakan bahwa dengan menurunkan kadar CO2 (hiperventilasi) pada penderita cedera kepala akan mengurangi bengkak otak dan memperbaiki aliran darah otak. Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa hiperventilasi hanya memberikan peranan kecil terhadap bengkak otak, tetapi berpengaruh besar dalam menurunkan aliran darah otak karena vasokonstriksi. Hal ini menyebabkan hipoksia serebral. Otak yang mengalami cedera tidak mampu mentoleransi hipoksia.
Hipoventilasi atau hipoksia meningkatkan angka kematian dengan mempertahankan ventilasi yang baik pada frekuensi nafas berkisar 15 kali permenit dan aliran oksigen yang memadai merupakan hal yang sangat penting. Hiperventilasi profilaksis pada cedera kepala sudah tidak direkomendasikan.
Tekanan intrakranial
Dalam rongga tengkorak dan selaput yang membungkus otak terdapat jaringan otak, liquor serebrospinal. Dan darah peningkatan volume salah satu komponen akan diikuti dengan pengurangan atau penekanan terhadap masing-masing volume komponen yang lain karena tengkorak kepala orang dewasa (suatu kotak yang kaku) tidak dapat mengembang (membesar). Walaupun CSF memberikan toleransi, namun ruang yang diberikan tidak mampu mentoleransi bengkak otak yang terjadi dengan cepat. Aliran darah tidak boleh terganggu karena otak membutuhkan suplai darah yang konstan (oksigen dan glukosa) untuk bertahan hidup. Tidak satu pun dari komponen yang mendukung otak dapat mentoloransi hal ini, oleh sebab itu, bengkak otak yang terjadi akan cepat menyebabkan kematian. Tekanan yang ditimbulkan oleh isi tengkorak disebut tekanan intracranial (ICP). Tekanan ini biasanya sangat rendah. Tekanan intra kranial dinilai berbahaya jika meningkat hingga 15mmHg, dan herniasi dapat terjadi pada tekanan di atas 25 mmHg. Tekanan darah yang mengalir dalam otak disebut sebagai tekanan perfusi serebral (CPP). Nilai CPP diperoleh dengan mengurangkan MABP terhadap ICP. Tekanan perfusi harus dipertahankan 70 mmHg atau lebih. Jika otak membengkak atau terjadi pendarahan dalam tengkorak, tekanan intrakranial akan meningkat dan tekanan perfusi akan menurun. Tubuh memiliki refleks perlindungan (respons/refleks cushing) yang berusaha mempertahankan tekanan perfusi dalam keadaan konstan. Saat tekanan intraserebral meningkat, tekanan darah sistematik meningkat untuk mencoba mempertahankan aliran darah otak. Saat keadaan semakin kritis, denyut nadi menurun (bradikardia) dan bahkan frekuensi respirasi berkurang. Tekanan dalam tengkorak terus meningkat hingga titik kritis tertentu dimana cedera kepala memburuk dan semua tanda vital terganggu, dan berakhir dengan kematian penderita. Jika terdapat peningkatan intrakranial, hipotensi akan memperburuk keadaan. Harus dipertahankan tekanan perfusi paling sedikit 70 mmHg, yang membutuhkan tekanan sistolik 100-110 mmHg pada penderita cedera kepala.
Sindroma herniasi
Saat otak membengkak, khususnya setelah benturan pada kepala, peningkatan tekanan intrakranial yang tiba-tiba dapat terjadi. Hal ini dapat mendorong bagian otak ke arah bawah, menyumbat aliran CSF dan menimbulkan tekanan besar terhadap batang otak. Hal ini merupakan keadaan yang mengancam hidup di tandai dengan penurunan tingkat kesadaran yang secara progresif menjadi koma, dilatasi pupil dan deviasi mata ke arah bawah dan lateral pada mata sisi kepala yang mengalami cedera, kelemahan pada tungkai dan lengan sisi tubuh berlawanan terhadap sisi yang mengalami cedera, dan postur deserebrasi (dijelaskan berikut ini) penderita selanjutnya akan kehilangan semua gerakan, berhenti nafas dan meninggal. Sindroma ini sering terjadi setelah perdarahan subdural akut. Sindroma herniasi merupakan satu-satunya keadaan di mana hiperventilasi masih merupakan indikasi.
Cedera otak anoksia
Cedera pada otak akibat kurangnya oksigen ( misal henti jantung, obstruksi jalan nafas) mempengarui otak secara serius. Jika otak tidak mendapatkan oksigen selama 4 hingga 6 menit, kerusakan irreversible hampir selalu terjadi. Setelah episode anoksia, perfusi korteks akan terganggu akibat spasme yang terjadi pada arteri kecil pada serebral. Setelah anoksia 4 hingga 6 menit, perbaikan oksigenasi dan tekanan darah tidak akan memperbaiki perfusi korteks (tidak ada fenomena reflow) dan cedera anoksia akan terus berlangsung dalam sel otak. Sepertinya hipotermia mampu melindungi otak terhadap efek tersebut dan terdapat laporan kasus pasien hipotermia yang diresusitasi setelah mengalami hipoksia selama 1 jam.
Penelitian saat ini ditunjukan terhadap penemuan obat yang mampu mengatasi spasme arteri persisten setelah keadaan anoksia atau melindungi sel terhadap cedera anoksia.
CEDERA KEPALA
Ä Luka scalp
Scalp memiliki vaskularisasi yang kaya dan sering berdarah banyak setelah laserasi, cepat menimbulkan kehilangan darah yang banyak. Hal ini sangat penting pada anak yang mengalami perdarahan seperti orang dewasa tetapi memiliki volume darah yang berbeda.
Berbeda pada orang dewasa yang jarang mengalami shock karena laserasi scalp, pada anak dapat timbul shock setelah laserasi scalp, maka harus dicari sumber perdarahan lain (seperti perdarahan dari dalam). Walaupun demikian, jangan menganggap remeh terhadap perdarahan akibat luka scalp. Sebagian besar perdarahan scalp dapat dihentikan dengan mudah menggunakan penekanan langsung.
Ä Cedera tengkorak
Tengkorak dapat mengalami fraktur linier non-displaced, fraktur depressed atau fraktur terbuka harus di curigai adanya fraktur tulang tengkorak pada orang dewasa jika terdapat kontusio besar atau bengkak dan memar pada scalp. Sangat sedikit yang dapat dilakukan terhadap cedera ini di lapangan (tempat kejadian) kecuali menghindari penekanan langsung terhadap fraktur depressed yang sudah jelas atau fraktur terbuka. Benda tembus pada tengkorak dibiarkan (jangan dicabut) dan penderita segera diangkat ke ruang emergensi. Jika penderita mengalami luka tembak pada kepala, tanpa adanya luka masuk yang jelas dan luka keluar yang terletak segaris, harus diasumsikan bahwa peluru dapat bergeser dan terperangkap di leher dekat spinal cord.
Curigai adanya child abuse jika anak mengalami cedera kepala tanpa ada penjelasan sebab yang memadai. Berikan perhatian terhadap tempat kejadian dimana anak tersebut ditolong dan diminta bantuan polisi atau pelayanan sosial jika dari tempat kejadian terdapat kecurigaan adanya child abuse.
CEDERA OTAK
Ä Gegar otak
Gegar otak menunjukkan tidak adanya cedera struktural pada otak biasanya terdapat riwayat trauma pada kepala dengan masa pingsan atau disorientasi yang berbeda kemudian kembali dalam kesadaran normal. Terdapat kemungkinan adanya amnesia akibat cedera. Amnesia ini biasanya mencakup beberapa waktu sebelum cedera (amnesia retrograde singkat) sehingga penderita biasanya lupa saat kejadian cedera. Memori jangka pendek sering terlibat dan penderita biasanya mengulang-ngulang pertanyaan seolah-olah penderita tersebut tidak memperhatikan jawaban yang anda berikan. Dapat disertai dengan pusing, sakit kepala, telinga berdengung dan atau muntah.
Ä Kontusio serebri
Penderita dengan kontusio serebri (memar jaringan otak ) dapat memiliki riwayat tidak sadar yang lama atau gangguan tingkat kesadaran yang serius (seperti gangguan orienta si yang berat, amnesia yang persistem, perilaku yang abnormal). Bengkak otak dapat berlangsung cepat dan berat. Penderita dapat memperlihatkan tanda-tanda neurologis fokal atau terlihat mengalami serangan serebrovaskuler (stroke). Tergantung kepada lokasi kontusio serebri, penderita dapat mengalami perubahan kepribadian seperti perilaku yang kasar
Ä Perdarahan intrakranial
Perdarahan dapat terjadi diantara tengkorak dan duramater (selaput jaringan ikat yang membungkus otak) diantara dura dan arachnoid, antara arachnoid dan otak, atau langsung ke dalam jaringan otak.
þ Hematoma epidural akut. (EDH akut)
Cedera ini paling sering disebabkan oleh robekan pada arteri meningea media yang berjalan sepanjang permukaan dalam tengkorak pada sisitem poral. Cedera pada arteri tersebut sering disebabkan oleh fraktur linier tengkorak pada region temporal dan parietal. Karena sumber perdarahan adalah arterial (walaupun kadang-kadang dapat berasal dari salah satu sinus dura), perdarahan tersebut dan tekanan dapat berkembang dengan cepat, sehingga kematian terjadi dengan cepat. Tindakan bedah untuk mengangkat bekuan darah dan ligasi terhadap arteri yang robek sering memberikan perbaikan yang sempurna jika jaringan otak dibagian bawahnya tidak mengalami cedera. Gejala hematoma epidural akut mencakup riwayat cedera kepala yang disertai pingsan saat kejadian, diikuti dengan keadaan penderita menjadi sadar dari orientasi baik (interval lucid). Setelah 30 menit hingga 2 jam kemudian, penderita menunjukan tanda-tanda :
ý peningkatan-peningkatan tekanan intrakranial (muntah, sakit kepala, gangguan status mental),
ý kelemahan sisi tubuh berlawanan dengan sisi kepala yang mengalami cedera
ý sering disertai dengan pupil yang mengalami dilatasi dan terfiksir (tidak ada response terhadap sinar terang) pada sisi kepala yang mengalami cedera, biasanya hal ini akan segera akan diikuti dengan kematian. Contoh yang klasik adalah petinju yang pingsan karena pukulan, lalu sadar dan diperbolehkan pulang, dan ditemukan meninggal di tempat tidur keesokan harinya.
þ Hematoma subdural akut (SDH)
Hal ini disebabkan oleh perdarahan antara durameter dan arachnoid dan berhubungan dengan cedera jaringan otak sekitarnya karena perdarahn ini berasal dari vena, tekanan berkembang lebih perlahan dan sering diagnosa baru ditegakan berjam atau berhari setelah cedera.
Gejala dan tanda mencakup :
ý sakit kepala,
ý fluktuasi,
ý tingkat kesadaran dan tanda-tanda neurologis fokal (cth.kelemahan pada satu ekstremitas atau satu sisi tubuh, perubahan refleks tendon dalam bicara pelo).
Karena adanya cedera otak yang mendasari, prognosis sering kurang baik. Mortalitas sangat tinggi (60-90%) pada penderita yang koma saat diperiksa. Selalu curigai adanya subdural pada penderita yang alkoholik dengan perubahan status mental setelah jatuh.
þ Perdarahan intraserebal (ICH)
Perdarahan ini terjadi dalam jaringan otak. Perdarahan intraserebal traumatika selalu berhubungan dengan cedera tembus pada kepala dan sering berhubungan dengan benturan tumpul pada kepala. Sayangnya, pembedahan tidak selalu menolong. Gejala dan tanda bergantung kepada lokasi yang terlibat dan tingkat cedera, dengan pola yamg menyerupai stroke.
EVALUASI PENDERITA CEDERA KEPALA
Perawatan penderita cedera kepala bisa sulit karena umumnya mereka jarang kooperatif dan sering dibawah pengaruh alkohol atau obat. Sebagai penolong, anda harus memberikan perhatian lebih untuk hal-hal detail dan jangan menyerah dengan kesabaran karena penderita tidak kooperatif. Ingat selalu penilaian awal terhadap setiap penderita mengikuti urutan sebagai berikut:
þ Lakukan pengamatan awal secara menyeluruh terhadap situasi penderita sebagai awal pemerksaan anda
þ Bebaskan jalan nafas sejalan dengan stabilisasi servikal spinal dan lakukan penilaian awal terhadap tingkat kesadaran
þ Penilaian pernafasan
þ Penilaian sirkulasi dan pengendalian perdarahan utama
þ Tentukan keputusan transportasi penderita dan intervensi kritikal
þ Lakukan penilaian sekunder
ý Tanda vital
ý Riwayat SAMPLE :
ü Symptoms (gejala),
ü Allergies,
ü Medications (obat-obatan),
ü Past medical history (penyakit lain),
ü Last oral intake (waktu makan atau minum yang terakhir),
ü Events preceding the accidents (kejadian atau keadaan sebelum kecelakaan)
ý Pemeriksaan dari kepala sampai kaki
ý Pembalutan dan pembidaian lebih lanjut
ý Monitor lebih lanjut
þ Lakukan pemeriksaan ulang
PEMERIKSAAAN PRIMER
Pengawasan jalan nafas harus mendapat perhatian utama. Penderita yang terbaring mendapat sedasi, dan tidak sadar akan cenderung mengalami obstruksi jalan nafas karena lidah, darah, muntah atau secret. Muntah sering terjadi pada jam pertama setelah cedera kepala. Jalan nafas seharusnya dilindungi dengan intubasi endotracheal atau dengan menempatkan pelindung nafas oral atau nasal dan memposisikan penderita pada salah satu sisi (dalam hal tidak ada kecurigaan fraktur servikal), dan “suction” yang berkesinambungan. Intubasi endoktrakheal pada penderita cedera kepala seharusnya dilakukan dengan cepat dan lembut untuk menghindarkan penderita dari agitasi, tegang dan menahan nafas sehingga terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Sebelum mulai intubasi, lakukan ventilasi (jangan hiperventilasi) dengan oksigen tinggi. Hindarkan penderita cedera kepala dari hipoksia. Bahkan dengan satu episode hipoksia dapat menyebabkan efek yang bermakna terhadap mortalitas.
Secara umum, evaluasi cedera kepala dimulai dengan penilaian awal terhadap tingkat kesadaran penderita dengan berbicara dengan penderita.pemeriksaan neurologis penderita yang lebih detail dilakuakn pada survey sekunder. Jelasnya penderita dengan riwayat dan hasil pemeriksaan menunjukan suatu hematoma epidural harus lebih cepat dikirim di bandingkan dengan penderita sadar setelah mengalami gagar otak. Sangat penting untuk mencatat senua hasil observasi dan pemeriksaan karena pengobatan sering di tentukan oleh perubahan stabilitas keadaan klinis penderita. Tujuan evaluasi adalah untuk segera menentukan apakah penderita mengalami ceera otak, jika memang ada, apakah keadaan memburuk? Tingkat kesadaran merupakan indikator yang paling sensitif terhadap fungsi otak.
Sangat penting untuk mengetahui riwayat cedera secara menyeluruh jika memungkinkan keadaaan cedera kepala sangat penting untuk penatalaksanaan penderita dan merupakan faktor prognostik yang penting sehubungan dengan hasil akhir (out come), beri perhatian khusus pada penderita yang hampir mati tenggelam, luka bakar listrik, tersambar petir, penyalahgunaan obat, inhalasi asap, hypothermia, dan kejang selalu tanyakan tentang prilaku penderita dari saat kejadian cedera kepala hingga saat anda tiba.
Semua penderita cedera kepala dan cedera pada wajah akan mengalami cedera servikal spine hingga terbukti tidak. Stabilisasi servikal spine harus harus disertai dengan penatalaksanaan jalan nafas dan pernapasan. Selama survey primer, pemeriksaan neurologis hanya berkisar antara tingkat kesadaran dan adanya kelemahan motorik yang jelas, perubahan tingkat kesadaran, merupakan tanda cedera otak atau peningkatan tekanan intrakranial. Lanjutkan evaluasi anda dan laporkan hasilnya secara sederhana agar orang lain dapat memahami anda.
Metode AVPU cukup adekuat:
Ä A : pasien sadar
Ä V : penderita bereaksi terhadap rangsang bunyi
Ä P : penderita bereaksi terhadap rangsang nyeri
Ä U : penderita tidak bereaksi
PEMERIKSAAN SEKUNDER
Setelah pemeriksaan primer lengkap dan tercatat, mulai dengan scalp dan secara cepat serta hati-hati, lakukan pemeriksaan terhadap adanya cedera yang jelas seperti laserasi atau depressed atau fraktur terbuka.ukuran luka sering salah perkiraan karena luka tetutup oleh rambut yang kotor dan darah. Rasakan scalp secara hati-hati untuk mencari adanya daerah yang tidak stabil pada tengkorak. Jika tidak ditemukan anda dapat menempatkan balut tekan secara aman atau secara langsung menekan balutan luka untuk menghentikan perdarahan.
Fraktur basis kranii dapat ditandai dengan perdarahan dari telinga atau hidung, cairan bening keluar dari hidung, bengkak dan atau perubahan warna dibelakang telinga (battle’s sign), dan atau bengkak dan perubahan warna pada sekeliling kedua mata (raccoon eyes)
Pupil dikendalikan oleh sebagian nervus tiga. Nervus ini memiliki perjalanan yang panjang dalam tengkorak dan mudah mengalami kompresi oleh otak yang bengkak, jadi nervus ini dapat dipengaruhi oleh tekanan tinggi intrakranial. Setelah cedera kepala, jika kedua pupil mengalami dilatasi dan tidak bereaksi terhadap cahaya, penderita mungkin telah mengalami cedera batang otak dan prognosisnya buruk. Jika pupil berdilatasi tetapi masih bereaksi terhadap cahaya, cedera tersebut biasanya masih reversible, jadi setiap usaha untuk membuat penderita segera tiba di tempat yang dapat mengobati cedera kepala, harus segera dilakukan. Dilatasi pupil unilaterial yang masih reaktif terhadap cahaya mungkin merupakan tanda awal peningkatan tekanan intrakranial. Dilatasi pupil unilateral yang berkembang pada saat observasi anda merupakan keadaan yang sangat emergensi dan membutuhkan transportasi segera.
Penyebab lain pupil yang berdilatasi, baik yang bereaksi terhadap cahaya atau tidak, mencakup :
ý hipotermia,
ý tersambar petir,
ý anoksia,
ý cedera nervus optikus,
ý efek obat (seperti atropine),
ý atau cedera langsung pada mata.
Pupil yang mengalami dilatasi dan terfiksir memiliki makna pada cedera kepala, hanya pada penderita dengan penurunan tingkat kesadaran. Jika penderita memiliki tingkat kesadaran yang normal, dilatasi pupil bukan berasal dari cedera kepala.
Kedipan kelopak mata sering ditemukan pada histeris. Penutupan kelopak mata yang perlahan jarang ditemukan pada histeris. Jika batang otak masih baik, mata akan tetap sinkron (conjugate gaze) saat kepala diputar ke kiri dan ke kanan. Mata akan bergerak berlawanan arah dengan gerakan kepala. Karena keadaaan ini menyerupai gerakan bola mata boneka saat digerakan, pemeriksaan ini disebut refleks doll’s eyes (refleks okulosefalik) Test ini tidak pernah dilakukan terhadap penderita trauma yang mungkin mengalami cedera servikal, karena memutar kepala dari sisi ke sisi lain dapat menyebabkan cedera spinal cord yang irreversible.
Pemeriksaan reflek kedip (refleks kornea) dengan menyentuh kornea dan atau dengan pemeriksaan reaksi terhadap nyeri pada penderita merupakan tehnik yang tidak dapat dipercaya dan tidak penting untuk ‘prehospital care’.
EKSTREMITAS, lakukan pemeriksaan fungsi sensorik dan monorik pada ekstremitas. Dapatkah penderita merasakan sentuhan pada tangan dan kaki? Jika penderita tidak sadar, periksalah rangsang nyeri atau kaki menandakan penderita secara kasar masih memiliki fungsi sensorik dan motorik yanga baik. Hal ini biasanya menandakan fungsi kortikal masih normal atau sedikit terganggu
Baik postur dekortikasi (fleksi lengan dan ekstensi tungkai) maupun deserebrasi (ekstensi lengan dan tungkai) merupakan tanda gangguan pada hemisfer serebral atau cedera batang otak bagian atas. Kelumpuhan flaccid biasanya menandakan cedera spinal cord.
Agar tetap konsisten dengan ‘revised trauma score’ dan system scoring lain yang digunakan dilapangan, anda harus terbiasa dengan GCS (Glasgow Coma Scale), yang mudah digunakan, sederhana, dan memiliki nilai prognostik saat mengevaluasi penderita. Pada penderita trauma, GSC 8 atau kurang menandakan cedera kepala berat.
TANDA VITAL, Tanda vital sangat penting pada penderita cedera kepala. Disebut sangat penting karena hal ini dapat menggambarkan perubahan tekanan intrakranial. Anda harus melakukan observasi dan mencatat tanda vital yang didapat selama survey sekunder dan setiap saat pemeriksaan ulang yang anda lakukan.
ý Tekanan darah. pengkatan tekanan intrakranial menyebabkan peningkatan tekanan darah. Sebab lain terjadinya hipertensi termasuk rasa takut dan nyeri. Hypotensi yang berhubungan dengan cedera kepala biasanya disebabkan oleh syok perdarahan atau spinal dan harus diatasi sebagai mana pada perdarahan. Penderita cedera kepala tidak dapat mentoleransi hipotensi. Kejadian hipotensi satu kali (tek.Darah < 90 mmHg) pada orang dewasa akan meningkatkan mortalitas sebesar 150%. Berikan cairan IV untuk mempertahankan tekanan darah sistolik 100-110 pada penderita cedera kepala
ý Nadi, peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan denyut nadi menurun
ý Respirasi, peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan frekuensi nafas meningkat, turun, dan atau menjadi irregular. Pola nafas yang tidak teratur menunjukan tingkat otak atau batang otak yang mengalami cedera sesaat sebelum kematian penderita akan menglami respirasi yang cepat, disebut hiperventilasi neurogenik sentral. Karena respirasi dipengaruhi banyak faktor (seperti rasa takut, histeris, cedera thoraks, cedera spinal cord, diabetes), kegunaannya sebagai indikator tidak sepenting tanda vital yang lain dalam pengawasan perjalanan cedera kepala
shock Cedera kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial
Tekanan darah Menurun Meningkat
nadi meningkat Menurun
respirasi meningkat Bervariasi tetapi Umumnya menurun
Tingkat kesadaran menurun menurun
Glascow Coma Scale (GCS)
Untuk mendapatkan keseragaman dari penilaian tingkat kesadaran secara kuantitatif (sebelumnya dilakukan penilaian kesadaran secara kualitatif seperti apatis, somnolen, koma dan hasil pengukuran tidak seragam antara pemeriksa satu dengan yang lain) maka dilakukan pemeriksaan dengan skala GCS, dimana ada 3 indkator yang diperiksa yaitu reaksi mata, verbal dan motorik.
1. 1. Reaksi membuka mata :
1. Membuka mata dengan spontan : 4
2. Membuka mata dengan rangsang suara : 3
3. Membuka mata dengan rangsang nyeri : 2
4. Tidak membuka mata dengan rangsang nyeri : 1
2. 2. Reaksi verbal :
1. Menjawab dengan benar : 5
2. Bingung, disorientasi waktu, tempat dan ruang : 4
3. Keluar kata dengan rangsang nyeri : 3
4. Keluar suara tidak membentuk kata : 2
5. Tidak keluar kata dengan rangsang apapun : 1
3. 3. Reaksi motorik :
1. Mengikuti perintah : 6
2. Melokalisir rangsang nyeri : 5
3. Menarik tubuh bila ada rangsang nyeri : 4
4. Reaksi fleksi abnormal dengan rangsang nyeri : 3
5. Reaksi ekstensi abnormal dengan rangsang nyeri : 2
6. Tak ada gerakan dengan rangsang nyeri : 1
Berdasarkan skala Glascow Coma Scale (GCS), maka cedera kepala dapat dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :
1. Cedera kepala ringan : GCS : 13-15
2. Cedera kepala sedang : GCS : 9-12
3. Cedera kepala berat : GCS : 3-8
Pada penderita yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan maka penilaian diberi label X. Misal pada kasus terdapat edema periorbital maka reaksi mata diberi nila Ex, pada pasien aphasia maka reaksi verbal diberi nilai Vx sedang bila penderita dilakukan tracheostomy ataupun dilakukan intubasi maka reaksi verbal diberi nilai VT
PENILAIAN ULANG
Setiap kali anda melakukan penilaian ulang, catatlah tingkat kesadaran, ukuran pupil, dan reaksi pupil terhadap cahaya. Hal ini sejalan dengan keadaan vital penderita akan memberikan informasi yang cukup untuk mengawali kondisi penderita cedera kepala
Keputusan dalam penatalaksanaan penderita cedera kepala di buat atas dasar perubahan semua parameter pemeriksaan fisik dan neurologis. Anda membuat penilaian awal untuk menjadi dasar bagi pengambilan keputusan selanjutnya, catatlah hasil observasi anda
PENATALAKSANAAN PENDERITA CEDERA KEPALA
Tidak ada tindakan khusus yang dapat anda lakukan terhadap penderit cedera kepala di tempat kejadian. Penting sekali melakukan pemeriksaan cepat dan mengirim penderita ke pusat yang memiliki fasilitas yang mampu menangani penderita cedera kepala sebelum sampai di rumah sakit antar lain:
ý Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigenasi yang baik. Otak tidak mampu mentoleransi hipoksia, sehinggga kebutuhan oksigenasi adalah mutlak. Jika penderita koma, harus dilakukan pemasangan intubasi endotrakheal. Hal ini mencegah aspirasi dan memungkinkan oksigenasi serta ventilasi yang lebih baik karena penderit cedera kepala cenderung mengalami muntah, persiapan untuk immobilisasi ‘log-roll’ terhadap penderita dan lakuakn suction pada oropharynx, terutama jika tidak dipasang endotracheal tube.
ý Stabilisasi penderita dengan papan spine. Leher harus diimmobilisasi dengan kollar kaku dan peralatan immobilisasi yang menjadi tumpuan kepala
ý Lakukan pencatatan hasil pengamatan awal. Catat tekanan darah, respirasi (frekuensi dan pola), pupil (ukuran dan reaksi terhadap cahaya), sensasi dan aktifitas motorik spontan, juga catat nilai GCS. Jika penderita mengalami hipotensi, curigai adanya perdarahan atau cedera spinal
ý Sering lakukan pengamatan ulang dan catat secara berurutan
ý Pasang dua infuse dengan iv catheter yang berukuran besar. Dahulu ada pemikiran untuk membatasi cairan pada penderit cedera kepala. Sudah dibuktikan bahwa bahaya terjadinya bengkak otak lebih sering disebabkan oleh hipotensi dibandingkan pemberian cairan
MASALAH YANG POTENSIAL
Selalu antisipasi adanya cedera spinal pada penderita cedera kepala
ý Kejang. Cedera kepala, khususnya perdarahan intrakranial, dapat menyebabkan kejang. Penderita kejang menjadi hipoksia dan hipertermia, jadi kejang yang terus menerus dapat memperburuk keadaan. Anda dapat memberikan obat-obatan intravena untuk mengendalikan kejang. Tidak jarang bahwa kejang berhubungan dengan pernafasan yang buruk, jadi harus selalu bahwa oksigenasi dan ventilasi sangat penting.
ý Muntah. Hampir semua penderita cedera kepala akan mengalami muntah. Anda harus selalu waspada untuk mencegah aspirasi. Jika penderita tidak sadar, harus di intubasi. Disamping itu siapkan suction mekanik dan siapkan penderita untuk di log-roll ke salah satu sisi (pertahankan immobilisasi terhadap cervical spine)
ý Keadaan perburukan yang cepat. Seorang penderita yang cepat memperlihatkan perburukan tanda vital atau cedera otak yang progesif memburuk (cth dilatasi pupil, postur dekortikasi atau deserebrasi) harus segera dikirimkan ke pusat trauma. Ini merupakan keadaan dimana hiperventilasi masih merupakan indikasi hiperventilasi, walaupun diketahui dapat menyebabkan iskemia, dapat mengurangi bengkak otak sementara. walaupun ini merupakan usaha yang sia-sia tetapi hal ini dapat memberikan waktu untuk membawa penderita ke meja operasi sebagai tindakan penyelamatan hidup. Anda juga dapat memberikan mannitol atau furosemid secara intravena. Lakukan pemberitahuan ke rumah sakit yang dituju agar dipersiapkan ahli bedah saraf dan kamar operasi sehingga semuanya telah siap pada saat anda tiba
ý Shock. Pikirkan perdarahan atau shock spinal
ý Gangguan metabolik. Ingat pemberian naloxon (narcan) pada penderita dengan ganguan status mental jika dicurigai adanya penggunaan obat narkotika. Ingat pemberian thiamine dan dekstrosa pada penderita diabetes dengan gangguan kesadaran, alkoholik atau penderita yang mungkin mengalami hipoglikemia.
KESIMPULAN
Cedera kepala merupakan komplikasi trauma yang serius. Agar memberikan terbaik untuk sembuh bagi penderita, anda harus terbiasa dengan anatomi penting pada kepala dan system susunan saraf pusat, dan memahami bagaimana penampilan klinis utama pada berbagai bagian tubuh. Hal terpenting pada penatalaksanaan cedera kepala adalah pemeriksaan yang cepat, penatalaksanaan jalan nafas yang baik, pencegah hipotensi, rujukan segera ke pusat trauma, dan pemeriksaan yang berulang-ulang. Juga pencatatan hasil pemeriksaan yang demikian penting untuk pengambilan keputusan dalam penatalaksanaan penderita. .

MENGUKUR SUHU TUBUH MENGGUNAKAN THERMOMETER ELEKTRONIK

Persiapan alat :
1.thermometer (oral/anal/aksila)

Cara Kerja
ORAL
1.beritahu klien / keluarga
2.mencuci tangan
3.Anjurkan klien untuk membuka mulutnya dan dengan lembut masukkan probe dibawah lidah dilateral kantung sublingual posterior sampai tengah rahang bawah
4.minta pada klien untuk menahan probe thermometer dalam mulut dengan mengatupkan bibir
5.biarkan probe thermometer berada dalam mulut sampai tanda bunyi terdengar dan hasil pemeriksaan suhu tubuh klien tampak pada tampilan digital
6.keluarkan probe thermometer dari bawah lidah klien
7.baca thermometer dan beritahukan hasilnya pada klien
8.tekan tombol probe thermometer untuk membuang plastic selubung probe kedalam tempat yang telah disediakan
9.simpan kembali thermometer kedalam tempatnya

REKTAL
1.gunakan sarung tangan dan oleskan minyak pelumas pada ujung selubung plastik thermometer sepanjang 2,5 – 3,5 cm
2.dengan tangan yang tidak dominant, angkat bokong atas klien untuk membuka anus
3.masukkan probe thermometer yang tealah diberi minyak pelumas secara lembut kedalam anus searah umbilicus. Masukkan sedalam 3,5 cm untuk dewasa.
4.jangan mendorong/menekan thermometer. Anjurkan klien untuk melakukan nafas panjang dan menghela. Masukkan thermometer sewaktu klien menghela nafas panjang, jika anda merasakan adanya hambatan, tarik kembali thermometer dengan segera
5.biarkan probe thermometer dalam anus sampai tanda bunyi terdengar dan suhu tubuh klien tamapak pada tampilan digital
6.keluarkan probe thermometer dari anus klien
7.baca hasil pada thermometer dan beritahukan pada klien / keluarga
8.tekan tombol probe thermometer untuk membuang plastic selubung probe kedalam tempat yang disediakan
9.simpan kembali thermometer pada tempatnya
10.lap dengan tisu area anus klien untuk membersihkan pelumas atau feses lalu buang tisunya
11.Bantu klien mengenakan pakaian dan Bantu klien kembali keposisi yang lebih nyaman
12.buka sarung tangan lalu cuci

AKSILA
1.Bantu klien untuk melakukan posisi duduk / telentang
2.lepaskan pakaian dari bahu dan lengan klien, pastikan area aksila kering
3.angkat lengan klien menjauhi batang tubuh, keringkan aksila jika terdapat keringat yang berlebihan dan pasangkan probe thermometer. Lengan klien menjepit thermometer dan tempatkan lengan menyilang dada klien
4.biarkan probe elektronik pada aksila samapi tanda bunyi terdengar dan suhu tubuh klien tampak pada tampilan digital
5.lepaskan probe dari aksila klien
6.baca thermometer dan beritahu hasilnya pada klien
7.tekan tombol probe thermometer untuk membuang plastic selubung probe kedalam temapat yang disediakan
8.kembalikan probe thermometer ketempat penyimpanan diunit pencatatan

PENGUKURAN NADI (RADIALIS) - MENGHITUNG PERNAFASAN

Peralatan :
1.jam tangan detik / layer digital
2.pena/pensil
3.lembar alur tanda vital
LANGKAH KERJA :
1.mencuci tangan
2.beritahu klien / keluarga
3.kaji factor yang mempengaruhi irama nadi radialis (usia, latihan, perubahan posisi, keseimbangan cairan, medikasi, suhu)
4.tetapkan apakah klien mempunyai riwayat gangguan curah jantung (nyeri dada/penyakit perifer)
5.Bantu klien untuk melakukan posisi telentang/duduk
6.tempatkan ujung jari pertama / tiga jari tengan anda menekan disepanjang radial/sisi ibu jari pergelangan dalam klien
7.perlahan tekan diatas radius, abaikan nadi awal, dan kemudian tekanan rileks pada nadi menjadi mudah dipalpasi
8.tetapkan kekluatan nadi. Perhatikan apakah sifat nadi adalah menonjol, kuat, lemah atau halus
9.bila nadi dapat dirasakan dengan teratur, gunakan jam tangan detik dan mulai menghitung frekuaensi, mulai dari 0 dan kemudian 1, dll
10.bila nadi tertatur hitung selama 30 detik dan kalikan totalnya dengan 2
11.bila nadi tidak teratur, hitung selama 1 menit penuh. Kemudian lakukan pemeriksaan ganda pada nadi apical
12.kaji keteraturan dan frekuensi adanya disritmia
13.catat karakteristik nadi dalam catatan medik.kertas kerja. Laporkan jika ada keabnormalan

pediatric :
•nadi apical / brankial paling baik untuk mengakaji bayi / anak
•frekuaensi jantung bayi 1 mgg – 3 bln direntang 120 -140 denyut/mnt
•pada usia 2 th, nadi direntang 80 – 150 denyut/mnt
•usia 2 – 10 th 70 – 110 denyut/mnt
•anak usia 10 th 55 – 90 denyut / mnt
(dalam keadaan istirahat)

Lansia :
•60 – 100 denyut /mnt (dalam keadaan istirahat & sehat)




Persiapan alat sama dengan menghitung nadi

LANGKAH KERJA :
1.yakinkan bahwa dada dapat dilihat
2.tempatkan lengan klien dalam posisi rileks melintangi abdomen atau dada bawah atau tempatkan tangan anda langsung diatas abdomen atas klien
3.observasi siklus pernafasan komplit (1 inspirasi dan 1 ekspirasi)
4.bila 1 siklus terobservasi, lihat pada detik jam tangan dan mulai menghitung frekuensi pernafasan, bila detik mencapai 1 angka penetapan, hitung “1” untuk mulai siklus penuh yang pertama
5.untuk orang dewasa, hitung jumlah pernafasan dalam 30 detik dan kalikan dengan 2. untuk bayi / anak, hitung pernafasan selama 1 menit penuh
6.bila pernafasan orang dewasa memiliki irama tidak teratur atau lambat atau cepat yang tidak normal hitunmg 1 menit penuh
7.ketika menghitung, catat apakah kedalaman pernafasan dangkal, normal atau dalam dan tarikan irama tidak teratur atau mengandung pola yang berubah
8.catat hasil penghitungan

MENGUKUR TEKANAN DARAH

Persiapan Alat :
1.stetoskop
2.sfignomanometer dengan manset
3.kapas alcohol
4.pena / pensil
5.lembar catatan tanda vital

LANGKAH KERJA :
1.kaji factor yang mempengaruhi tekanan darah (merokok, kafein yang harus dihindari 30 mnt sebelum pengukuran tekanan darah)
2.tentukan ukuran manset yang tepat. Balon manset harus mengelilingi lengan tanpa saling tumpang tindih ; manset harus cukup panjang untuk mengelilingi lengan beberapa kali
3.tentukan tempat terbaik untuk penempatan manset
4.Bantu klien untuk posisi duduk yang nyaman, dengan lengan atas agak fleksi, lengan bawah disokong sampai setinggi jantung, dan telapak tangan telentang
5.pajankan lengan atas klien dengan penuh
6.palpasi arteri brakhialis (pada sisi medial bawah otot bisep). Posisi manset 2,5 cm diatas sisi pulsasi (fosa antekubiti)
7.posisikan lengan pada mansaet ditengah sejajar arteri brakhialis
8.dengan manset kempis sempurna, lingkarkan maset dan kencangkan mengitari lengan atas
9.yakinkan bahwa manometer diposisikan pada setinggi mata. Pengobservasi harus tidak boleh lebih dari 1 m jauhnya
10.palpasi arteri brakhialis sambil mengembangkan manset dengan cepat sampai tekanan 30 mmHg diatas titik ketika nadi hilang. Kempiskan manset dengan perlahan dan perhatikan titik ketika nadi tidak terdengar
11.tempatkan bagian telinga stertoskop pada telinga anda dan yakinkan bunyi jelas dan tidak redup
12.kempiskan manset dan tunggu 30 detik
13.dapatkan kembali lokasi arteri brakhialis dan tempatkan diagfragma stetoskop (atau bel) fiatasnya
14.tutup katup balon pemompa sampai kencang
15.kembangkan manset sampai 30 mmHg diatas tingkat palpasi sistolik klien
16.lepaskan katup dengan perlahan, memungkinkan merkuri turun pad frekuensi 2 – 3 mmHg /detik
17.perhatikan titik manometer ketika bunyi yang jelas pertama terdengar
18.lanjutkan untuk mengempiskan manset secara bertahap, perhatikan titik bunyi redup atau redam menghilang, dan titik manometer ketika bunyi menghilang pada orang dewasa (perhatikan titik terdekat 2 mmHg ketika bunyi menghilang )
19.lanjutkan pengempesan manset, perhatikan titik terdekat 2 mmHg ketika bunyi menghilang
20.kempiskan manset dengan cepat dan lepaskan dari lengan klien kecuali untuk mengulang pengukuran
21.bila mengulang prosedur, tunggu 2 mnt
22.catat hasil

MaKNA BuLAN KELahiRanMU

BiLa KamU iN9in TahU MakNA Apa Yan9 aDa diBALik buLan kELahiRANMU, MakaA Kamu biSA MEncoba Cara Dibawah ini :

A B C D E F G H I
1 2 3 4 5 6 7 8 9

J K L M N O P Q R
1 2 3 4 5 6 7 8 9

S T U V W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8

ConTOh :
buLAn kELAhiRAn kaMU BuLAn juNi
J U N I
1 3 5 9 = 1+3+5+9 =18 1+8=9

MaKa, buLaN Juni aN9Kanya 9. SetELah iTu, cOCokkAN DengAN PerNYATaaN DibAWAh ini:
 ANGKA 1
OraN9Nya teRBUka, suKA MenoLON9, SukA MenCAri pERhatiAN, BanyaK TEman, seLALU BErambisi jadi nomoR SATu, ceRDAS Dan pemboROs.
 ANGKA 2
ReLa berKORBan, peNYABAR, TidAK seNAN9 DipUJi, suKA MeNUnda pEKERjaan, gaMPAN9 CEmas daN Pra9U.
 ANGKA 3
TidaK SukAdIPERintAH, SenAN9 Dipuji, seDikiT MALAS, MudaH MaraH, SOmbong, sETia kAWAn, dApaT MenyIMPAn RAhasiA Dan jUJUr.
 ANGKA 4
KuRan9 sABAr, ceRDAS, JUjur, seTia, tiDAK SUka berfoyA-FOya, cePAt tersiN99Un9, periAN9 Dan tiDAK Pandai meNYembunyiKAN PerasAAn.
 ANGKA 5
JujuR, SAbaR, BoroS, SUKa terGESa-geSA, SEdiKit peMALu, tiDAk baNYak biCARa, daN PAndai mENYimpaN PERasAAN.
 ANGKA 6
MudAH MaraH, PEndiRiaNNYa kuAT, PAndaI MenARik hATi oraN9,TidAK BoroS Dan sUKa mENoLon9 oRang Lain.
 ANGKA 7
TerLAlU IN9in taHU UrusaN OrAN9 LaiN, TidaK MudaH PutUS ASa, kuRANG KRAEATif, mUDAh terSin99UNG, DaN SELaLu berHAti-hati dALam beRBicaRa.
 ANGKA 8
Pandai BicARa, saYAn9 pADa anAK-Anak, kuRAN9 DapaT Menja9A RAhasiA, KAdan9-kadaN9 SUka mENG9eRUTu
 ANGKA 9
MudaH DimANfaaTKAn oRAN9 LaiN, HemAT, PenDiriANNYA tiDAK TEtap, pemAAF,TidaK ENakAN Dan tiDAK TE9aan,enAK DiajAK TemAN BicaRA.

KELUARGA BERENCANA

A.PENDAHULUAN
-Jumlah penduduk Indonesia sensus 1980 adalah 147 jt jiwa dngn angka pertumbuhan 2,34%/th
-Penyebaran > kelalaian sebelum th 1949, pd zaman colonial belanda serta adanya gerakan menyetujui kelahiran ( soekarno )
-Maka pemerintahan Indonesia mengambil kebijaksanaan ANTI NATALIS > menekan kelahiran serendah mungkin.
-Presiden soeharto menandatangani deklarasi PBB tentang kependudukan.
-Th 1969 > Lembaga keluarga berencana Nasional (LKBN)
-Th 1970 Badan koordinasi keluarga Berencana Nasional (BKKBN) > menurunkan angka kelahiran kasar (CBR) sebanyak 50% pd thn 1990 dibandingkan th 1971.
B.PENGERTIAN DAN DEFINISI
1.Akseptor KB (peserta KB) = PUS dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi unt tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program.
2.Akseptor Baru = PUS yg baru pertama kali menggunakan salah satu cara/ alkon dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alkon setelah mereka berakhir masa kehamilannya (baik keguguran, lahir mati, lahir hidup)
3.PUS (PASANGAN USIA SUBUR) = Pasangan suami istri yg pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dlm suatu rumah ataupun tdk, dimana umur istrinya antara 15-44 th.
4.Cara Kontrasepsi Modern = cara/alkon yg digunakan unt mencegah/ menjarangkan kehamilan (IUD, suntik, pil, kondom, dll
5.Current user-CU (Peserta KB aktif) = PUS yg pd saat ini masih menggunakan salah satu cara/alkon.
6.Ever User = PUS yg pernah menggunakan salah satu/ alkon, baik sekarang masih menggunakan salah satu cara ataupun tdk menggunakan lagi.
7.Akseptor aktif kembali = PUS yg telah berhenti menggunakan selama 3 bln at lebih yg tdk diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan cara kontrasepsi baik dngn cara yg sama maupun berganti cara setelah berhenti/ istirahat paling kurang 3 bln berturut2 dan bukan karena hamil.
8.Kelahiran Tercegah (birth prevented) = banyaknya kelahiran yg dapat dicegah karena PUS menggunakan salah satu cara/ alkon.
C.PENILAIAN PELAKSANAAN PROGRAM KB
a.Tahap 1 = penilaian pencapaian target akseptor yg meliputi akseptor baru dan akseptor aktif kembali
b.Tahap 2 = Penilaian pencapaian target akseptor aktif
c.Tahap 3 = penilaian terhadap perkembangan ciri2 akseptor, terutama dr segi umur dan paritas akseptor
d.Tahap 4 = Penilain terhadap penurunan fertilitas yg dicapai.

SEBELUM HILANG CINTA

KETIKA ADA BIASA SAJA,KETIKA TIADA BEGITU BERHARGA.

Gambaran inilah yang sering kita rasakan ketika orang yang kita cintai telah pergi meninggalkan kita.
Ketika seseorang itu ada, hadir di tengah-tengah kita, kadang kita bersikap biasa-biasa saja.
Namun ketika dia telah pergi meninggalkan kita, kadang baru terasa dia sungguh berharga dan bermakna.
Kitapun menyesal ketika belum bisa melakukan yang terbaik untuknya semasa masih hidup dulu.

DEMAM CHIKUNGUNYA

DEMAM CHIKUNGUNYA
OLEH : YUSIKO


DIFINISI
Chikungunya berasal dari bahasa Shawill yang berarti “Yang Berubah Bentuk atau Bungkuk “ mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat ( Arthralgia ), Nyeri sendi ini terutama terjadi pada Lutut Pergelangan Kaki Serta Persendian Tangan Dan Kaki.
Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973, lalu menyebar keseluruh daerah di Indonesia sampai sekarang. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti.
TANDA DAN GEJALA
Gejala Demam Chikungunya mirip dengan Demam Berdarah Dengue yaitu Demam yang tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot serta bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan ( Schok ) maupun kematian. Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari . Virus ini termasuk Self Limiting Disease alias hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

PENGOBATAN PENYAKIT
Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang penting Meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu dengan cara : Mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi, minum sari buah-buahan segar, serta istirahat yang cukup , penderita nyeri persendian yang hebat sebaiknya tidak bekerja terlalu keras terlebih dahulu karena dapat memperparah nyeri sendi tersebut.
Melapor kepada petugas kesehatan yang terdekat jika panas tidak sembuh selama lebih dari 2 hari setelah pemberian obat

PENCEGAHAN PENYAKIT
untuk mencegah Demam Chikungunya kecuali mencegah gigitan nyamuk serta memberantas tempat perindukan nyamuk dengan tiga M ( Menutup, Menguras dan Mengubur barang bekas yang bisa menampung air ) atau menaburkan bubuk abate pada penampungan air sebagaimana mencegah Demam Berdarah.

Kebanyakan dari masyarakat menganggap remeh program 3M (Mutup, Menguras, dan Menimbun) pemerintah. 3M sudah sering digembar-gemborkan pemerintah, namun tak kunjung diikuti oleh masyarakat, sehingga angka kejadian demam berdarah dan chikungunya tetaplah tinggi.
3M VERSI BARU

3M pemerintah lalu dikembangkan menjadi 3M Plus. Yaitu dengan melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa pada ventilasi udara, menyemprot dengan insektisida, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.

MUSIM PENGHUJAN SUDAH TIBA DAN NYAMUK-NYAMUK MULAI BERKEMBANG BIAK SECARA PESAT... WASPADALAH..!!

PENYAKIT MALARIA

PENYAKIT MALARIA
Oleh : YUSIKO

DIFINISI
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmadium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.

Ada empat type plasmadium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.
TANDA DAN GEJALA
Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.

Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.
PENGGOLONGAN PENYAKIT MALARIA

Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
MENEGAKKAN DIAGNOSA PENYAKIT MALARIA
Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.
PENGOBATAN PENYAKIT MALARIA


Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka akan diberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.

Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia..
PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

Senin, 25 Januari 2010

MY FRIENDS











STAF PUSKESMAS PENAWAR JAYA




My Friends..
PUSKESMAS PENAWAR JAYA,
KECAMATAN BANJAR MARGO,
TULANG BAWANG LAMPUNG

BONEKA ATAU BUNGA PLASTIK

Hati…Mengapa engkau pergi wahai Hati?
Disaat manusia memerlukau engkau….
Dikala udara pun membutuhkan engkau…
Mengapa engkau pergi wahai Hati?

Aku ingin menjadi cahaya…Wahai Hati
Dimana manusia dalam kelamnya
Dikala manusia dengan sombongnya
Aku ingin menjadi cahaya…Wahai Hati.

Embun…damai apakah masih ada?
Disini kejujuran tiada arti lagi
Disana kemunafikan menjadi Raja
Embun…damai apakah masih ada?

Terpejam mata ini…tanda hati telah pergi
Apakah bisa tertebus dengan asa dan cinta?
Mungkin engkau benar….
Mungkin Aku benar…
Tapi apakah ada yang peduli lagi?
Mungkin engkau salah…
Mungkin Akupun salah…
Tetap saja percuma.

Benar atau Salah tiada bekas lagi
Musnah dengan fatamorgana dunia
Hanya sebuah mainan…
Hanya sebuah kepalsuan…yang tertinggal
Tumbuh subur tersiram tumbuh
Ya…hanya Boneka atau Bunga Plastik yang Ada.


Syair Hati yang tiada Hati
Hati-hati dengan Hati

YUSIKO

Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan Anda!

Banyak orang bersedih hanya karena hal-hal sepele yang tak berarti.
Perhatikanlah orang-orang munafik; betapa rendahnya semangat dan tekad
mereka.
_Berikut ini adalah perkataan-perkataan mereka:
{Janganlah kamu sekalian berangkat (pergi berperang) di dalam panas terik ini.}
(QS. At-Taubah: 81)
{Berilah kami izin (tidak pergi berperang) dan janganlah menjadikan saya
terjerumus ke dalam fitnah.}
(QS. At-Taubah: 49)
{Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).}
(QS. Al-Ahzab: 13)
{Kami takut akan mendapat bencana.}
(QS. Al-Ma'idah: 52)
{Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.}
(QS. Al-Ahzab: 12)

_Sungguh, betapa sempitnya hidung-hidung mereka, betapa sengsaranya
jiwa-jiwa mereka. Hidup mereka hanya pada sebatas soal perut, piring, rumah
dan istana. Mereka tidak pernah mau menengadahkan pandangan mereka
ke angkasa kehidupan yang ideal. Mereka juga tak pernah menatap bintangbintang
keutamaan hidup.
_Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya pada
soal kendaraan, pakaian, sandal dan makanan. Coba perhatikan, betapa
banyaknya manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan
oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak dibenci isteri, anak
atau kerabat dekatnya, atau agar tidak mendapat celaan, atau mengalami
keadaan yang menyedihkan.
_ Ini semua, pada dasarnya justru merupakan
musibah besar bagi manusia-manusia seperti itu. Betapa mereka sama sekali
tidak memiliki tujuan-tujuan yang lebih mulia yang seharusnya menyibukkan
mereka, dan juga kepentingan-kepentingan agung yang seharusnya menyita
seluruh waktu mereka.

_sedemikian besar dalam hidup Anda? Mengapa Anda harus rela
mengorbankan pikiran, daging darah, ketentraman dan juga waktu hanya
untuk persoalan-persoalan sepele tadi?
Ibarat orang berjual beli, apa yang Anda lakukan itu sebenarnya suatu
keculasan dan kerugian besar yang dibayar murah. Para ahli jiwa sering
mengatakan, "Buatlah batasan yang rasional (wajar) untuk setiap hall" Dan
lebih tepat dari kalimat ini adalah firman Allah,
{Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.}
(QS. Ath-Thalaq: 3)

Yakni, letakkanlah setiap persoalan sesuai dengan ukuran, bobot dan
kadarnya. Janganlah sekali-kali Anda melakukan kezaliman dan melampaui
batas.
Ibaratnya, bila tujuan utama orang-orang yang berbakti kepada Allah
(ketika berada dibawah sebuah pohon) adalah untuk berjual beli, maka mereka
akan mendapatkan ridha Allah. Namun, bila salah seorang dari mereka hanya
disibukkan dengan urusan untanya saja, hingga ia tak sempat ikut berjual
beli, maka yang akan ia peroleh adalah hanya kebinasaan dan kegagalan.
Abaikanlah hal-hal sepele yang tak penting. Jangan sampai Anda hanya
disibukkan olehnya dan waktu Anda habis karenanya. Dengan begitu,
niscaya Anda kegundahan dan kecemasan akan selalu menjauhi Anda.
Dan Anda pun selalu riang ceria.

Berikut ini adalah beberapa tokoh terkenal yang kehidupan duniawi
mereka kurang beruntung.
1. Atha' ibn Rabah, orang yang paling alim pada zamannya adalah
seorang mantan budak berkulit hitam, berhidung pesek, lumpuh tangannya,
dan berambut keriting.
2. Ahnaf ibn Qais, orang Arab yang dikenal paling sabar dan penyantun
ini sangat kurus tubuhnya, bongkok punggungnya, melengkung betisnya
dan lemah postur tubuhnya.
La Tahzan 43
3. al-A'masy, ahli hadits kenamaan di dunia ini adalah sosok manusia
yang sayu sorot matanya dan seorang mantan budak yang fakir, compangcamping
baju yang dikenakannya, dan tidak menarik penampilan diri dan
rumahnya.
Bahkan, semua nabi dan rasul Allah adalah pernah menjadi
penggembala kambing. Dan, meskipun mereka termasuk manusia-manusia
pilihan Allah dan sebaik-baik manusia, pekerjaan mereka pun tak jauh beda
dengan manusia pada umumnya. Nabi Daud adalah seorang tukang besi,
Nabi Zakaria seorang tukang kayu, dan Nabi Idris seorang tukang jahit.
Kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang pilihan.
Ini mengisyaratkan bahwa harga diri Anda ditentukan oleh
kemampuan, amal salih, kemanfaatan, dan akhlak Anda. Karena itu,
janganlah Anda bersedih dengan wajah yang kurang cantik, harta yang tak
banyak, anak yang sedikit, dan rumah yang tak megah! Singkatnya,
terimalah setiap pembagian Allah dengan penuh kerelaan hati.
{Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia.}
(QS. Az-Zukhruf: 32)

model konseptual keperawatan

FILOSOFI/ FALSAFAH KEPERAWATAN

Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.

Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :
Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :
1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi
2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi
3. memiliki holism intrinsik
4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain
veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks
1. tujuan eksistensi manusia
2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum
4. nilai dan arti kehidupan

MODEL KONSEPTUAL
Model konseptual tersusun atas ide-ide (konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang menspesifikasi hubungan antara keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan perkembangan disiplin keperawatan.

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Fenomena ini diklasifikasikan menjadi konsep, terdiri dari kata-kata yang mengandung citra mental dari sesuatu yang akan dijelaskan.
Konsep bisa berupa ide abstrak (seperti adaptasi, ekuilibrium) atau idea konkrit (misalnya bangku atau papan tulis). Karena itu model konseptual dapat dijabarkan sebagai serangkaian konsep dan asumsi yang berintegrasi menjadi suatu gambaran yang bermakna.

Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model konseptual mencerminkan langkah pertama mengembangkan formulasi teoritis yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah.

Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman intuitif seorang ilmuwan terutama terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait. Sintesis yang terjadi dalam pengembangan skema konseptual baru sering mengakibatkan suatu hasil yang unik untuk lingkup keilmuan tersebut.

Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien)

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.

Model konseptual mendefinisikan sehat sebagai kesaran sehat-sakit dari seseorang, dan lingkungan kondusif untuk pemulihan kesehatan. Model ini juga mengidentifikasi tujuan keperawatan yang biasanya menterjemahkannya dari definisi sehat yang dimaksud. Dalam konsep keperawatan juga terlibat suatu penjelasan tentang proses keperawataan dan pola pikir yang terbentuk dari konsep ini.

Sedangkan contoh model konseptual menurut Teori Adaptasi Roy adalah:
Model konseptualnya berbasis model konseptual adaptasi. Konsep kunci pada model konseptual Roy adalah manusia (person), tujuan, kesehatan, lingkungan dan aktifitas keperawatan. Dalam model konseptual teoris keperawatan akan menjabarkan pemikiran (idea) dan proposisi
manusia di konseptualisasikan sebagai sistem adaptif terbuka yang bersifat holistik, dimana terjadi proses pelayanan keperawatan, dan manusia sebagai penerima (recipient). Adaptif diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki oleh manusia untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan manusia juga mampu mempengaruhi manusia. Roy menjelaskan yang disebut dengan person bisa individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai holistic adaptasi system. Roy memandang orang secara menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya, antara sistim dan lingkungan terjadi pertukaran informasi,bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dengan lingkungannya akan terjadi perubahan baik internal maupun eksternal, dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi
Tujuan (goal) diartikan sebagai tujuan keperawatan untuk mendorong terjadinya proses adaptasi dalam 4 cara adaptasi yang kemudian memberi kontribusi terhadap keadaan kesehatan. Aktifitas keperawatan digambarkan oleh model adaptif Roy dengan meningkatkan respon adaptif pada situasi sehat atau sakit, perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi fokal, kontextual atau residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat bertindak untuk mempersiapkan klien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain
Kesehatan: didefinisikan sebagai “sebuah keadaan dan juga sebuah proses untuk berubah dan menjadi manusia yang utuh (integrated) dan menyeluruh (whole)”. Tujuan keperawatan untuk meningkatkan kesehatan seseorang dengan meningkatkan respon adaptif, energi yang bebas dari perilaku yang tidak efektif dapat dipakai untuk meningkatkan kesehatan.
Lingkungan didefinisikan sebagai “segala kondisi, keadaan dan pengaruh yang mengelilingi dan mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku manusia”
Aktifitas keperawatan “mengkaji tingkah laku dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adaptasi dan terjadi dengan cara mengelola stimuli focal, konstekstual dan residual.”

Contoh Grand theory adalah teori keperawatan menurut Roy.
Merupakan suatu teori yang mendasari terbentuknya teori lainnya yang masih terkait dengan teori tersebut. Contoh adalah teori adaptasi oleh Roy yang menjadi dasar teori lain.
Roy telah mengembangkan model adaptasi Roy menjadi sebuah teori yang dikenal dengan teori manusia sebagai sistem adaptif (Theory Of Person As An Adaptive System). Dalam teori ini konsep-konsep yang telah ada (yaitu: manusia, tujuan, kesehatan, lingkungan dan aktifitas keperawatan) mendapat tambahan konsep. Konsep tersebut adalah stimuli fokal, residual dan kontekstual.

TEORI KEPERAWATAN

Berikut merupakan konsep dan teori keperawatan yang dikemukakan oleh :
A. Dorathea Orem
Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka.

Keperawatan merupakan salah satu daya atau upaya manusia untuk membantu manusia yang lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan yang membawa manusia ke situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk layanan yang befokus pada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.
Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat
Syarat universal : Fisiologi dan fisikososial termasuk kebutuhan udara, air, matahari, eleminasi, aktipitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya.
Syarat pengembangan ; untuk meningkatkan proses perkembangan dalam siklus hidup
Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara, struktur normal dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melaksanakan self care.
Usaha keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan antara kebutuhan pasien dan kemampuan pasien.
Ada tiga tingkat dalam keperawatan mandiri
Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (System pengganti kesenluruhan)
Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindak keperawatan (system pengganti sebagian)
Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat
B. Calista Roy
Roy menggambarkan konsep keperawatan dengan metode adaptasi dalam keperawatan
1. Individu adalah maluk biospsikososial sebagai satu kesatuan utuh. Seorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis fisiologis dan social.
2. Terdapat 3 tingkatan/komponen adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy
a. Fokal simulasi yaitu : Simulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
b. Kontekstual stimulus merupakan stimulasi yang dialami seseorang baik stimulus internal ataupun eksternal. Yang dapat mempengaruhi kemudia dilakukan obserpasi diukur secara subjektif.
c. Residual stimulus merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan lingkungan yag sukar dilakukan observasi
3. System adaptasi memiliki 4 mode adaptasi yaitu :
a. Pemulihan kebutuhan spiosiolois di antaranya oksigrasi, nutrisi, eleminasi, aktifasi, dan istirahat, indera, cairan elektrolit dan fungsi neorologis dan endokrin
b. Pengembangan konsep diri positif yang artinya bagaimana seseorang mengenal interaksi sosial tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain.
c. Penampilan peran sosial merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain
d. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
4. Posisi individu pada rentang sehat sakit terus berubah, berhubungan dengan keefktiffan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi
Roy berpendapat ada dua metode koping yaitu :
- Regulator memproses imput secara sistematis melalui jalur saraf, kimia dan endokrin
- Memproses imput melalui cara kognitif seperti persepsi, proses impormasi, belajar keputusan dan emosi.
C. Virgina HendersonTeori Henderson mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia
Keperawatan manurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit atau seht dalam memberikan pelayanan kesehatan dnegan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.
Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar. Dari devinisi diatas adalah asumsi tentang individu yaitu :
a. Individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional
b. Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian atau meninggal dengan damai
c. Individu memerlukan kekuatan yang diperlukan keinginan atau pengetahuan untuk mencapai atau mempertahankan kesehatan Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan satu cara penambah atau pelengkap (suplemen tary atau emplementary) perawat sebagai patner penolong pasien dan kalau perlu sebagai pengganti bagi pasien.
Fokus perawat adalah menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam memenuhi kebutuhan yang sering disebut 14 kebutuhan dasar Henderson yaitu :
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian.
7. Mempertahankan temperature tubuh dan rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap rapi dan bersih
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembnagan dan kesehatan normal.
D. Florence NightingaleKeperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktifitas yaitu lingkungan yang sehat dan udara yang bersih Florence ini merupakan satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasikan peran perwat dalam menemukan kebutuhan dasar klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang di kenal teori lingkungan.
Konsep nightingale menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatqan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara lampo, kenyamanan, lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi. (Nightingale 1860 : Fores 1986) melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan atas status kesehatna klien dengan factor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi higienis dan sanitasi selama perang cimcan.
Tores mencatat bahwa nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktek keperawatan. Nightingale dalam teori diskripsinya memberikan cara berpikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien da lingkungannya surat nightingale dalam tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Prinsip mencakup bidang pelayanan penelitian dan pendidikan hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melengkapi praktik keperawatan. Nightingale berpikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai imformasi atau fakta yang mencurigakan tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan.
E. Betty NewmanKonsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka.
Garis pertahanan diri pada kominitas tersebut meliputi garis pertahanakn fleksibel yaitu kesediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain. Garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi adanya pelayanan kesehatan tingkat pendidikan masyarakat, transportasi tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan terisier. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis sehingga bettu newman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi).
- Pencegahan primernya meliputi tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stresson mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stress
- Sekunder meliputi tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.
- Pencegahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi suatu penyakit.
Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam pencegahan terjadinya masalah yang sama.
Menurut Newman sebagai system terbuka manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan dengan lingkungan yang digambarkan sebagai stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala Sesutu yang mempengaruhi (interpersonal) yang berasal dari dalam diri klien, lingkungan eksternal segala sesuatu yang berasal dari luar diri klien.
Keperawatan disini, menurut Newman suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter, dan ekstra personal.
Konsep keperawatan ini juga memiliki dasar pemikiran yang terkait dnegan kompaknya paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan suatu kesatuan dari variable yang utuh di antaranya fisiologis, psikologis, sosio cultural dan spiritual juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gngguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stress.
Secara umumnya konsep keperawatan ini berfokus pada respon terhadap stressor dan factor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien dengan menggunakan pendekatan system terbuka (mariner. Toney 1994).
Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan yang berhubhungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat
Konsep keperawatan itu sendiri merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dnegan cara mempertahankan perilaku secara adaftif serta mampu mengubah perilaku yang mal adaptif, metode yang digunakan adalah therapetin, scientik, knowledge dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat kesehatan.
Tujuan dari keperawatan menurut Roy : Membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan intenpendensi selama sehat dan sakit. Kebutuhan asuhan keperawatan yang manual adalah ketika klien tidak dapat beradaptasi dari lingkungan external dan internal.

TEORI MODEL KEPERAWATAN

• 1. FLORENCE NIGHTINGALE ( 1820-1910 )
o FALSAFAH HIDUP : MEMBERIKAN PELA TERBAIK BAGI MANUSIA MERUPAKAN SARANA PENGABDIAN TERBAIK BAGI TUHAN.
o INTI KONSEP : PS DIPANDANG DLAM KONTEKS LINGK KESELURUHAN
o DIGAMBARKAN SBB :
 HUBUNGAN TEORI DG PROSES
 1. PENGKAJIAN
 2. DIAGNOSA
 3. IMPLEMENTASI
 4. EVALUASI
 DIKENAL DG" LADY WITH THE LAMP " YG MENG-
 AWALI PENDD MODERN DLM KEPERAWATAN SBG PROFESI
 TITIK PENEKANANNYA ADALAH KESEHATAN LINGKUNGAN ( COMUNITAS )
• 2. T. MODEL VIRGINIA HENDERSON ( 1897 )
o MASTER DLM BID ILMU PENDD KEPERAWATAN
o DSR PROSES ANALITIK YG KUAT DLM MENGAJAR KEPERAWATAN KLINIK.
o BUKU : 1. " THE NATUR OF CARING "
 2. " BASIC PRINSIPLE OF NURSING CARE "
 A. APA PRAKTEK KEPERAWATAN ITU ?
 B. APA FUNGSI KEPERAWATAN ITU ?
 C. KEGIATAN KEPERAWATAN KHAS APA ?
o BATASAN TEORI V. HANDERSON ADL :
 NURSING IS PRIMARILY ASSESSTING THE INDIVIDUAL
 ( SICK OR WELL ) DLM 14 KOMPONEN .
• 14 KOMPONEN DSR : BERNAFAS, MINUM & MAKAN, ELIMINASI, BERGERAK, & MEMELIHARA POSTUR TBH , TDR & ISTIRAHAT, MENGENAKAN PAKAIAN ,MEMELIHARA SELURUH TBH, MEMELIHARA KEBERSIHAN TBH & BERDANDAN , MENCEGAH KECELAKAAN, KOMUNIKASI, BERIBADAH, BEKERJA, BERMAIN/ REKREASI DAN BELAJAR.
• DI KENAL DG INTERPERSONAL ( DI RS )
• 3. T. MODEL JEAN WATSON
o TERKENAL DG " THE SCIENCE AND HUMAN
CARE " ATAU " HUMAN SCIENCE AND
HUMAN CARE ".
o DITEKANKAN PADA PSICIATRIC MENTAL HEALTH NURSING .
o FOCUS : PROMOSI KESEHATAN DAN BUKAN PADA PENGOBATAN
o STRUKTUR ILMU CARING DIBANGUN 10 FAKTOR ASUMSI DASAR
o WATSON NURSING :
 TRIM : FOCUS TEKNIK PROSEDUR DAN TEKNIK
 CORE : INTERAKSI N- P MHSLKAN CORE MECANISM
• 4. T. MODEL HILDEGARD E PEPLAU (1909 )
o KEPERAWATAN SBG PROSES INTERPERSONAL DLM THERAPEUTIK .
o KEPERAWATAN MRPK " LEARNING EXPERIENCE BAGI SESEORANG ".
o FASE-FASE :
 1. ORIENTASI
 2. IDENTIFIKASI
 3 EKSPLOITASI
 4. RESOLUSI
o KONSEP UTAMA T. MODEL PEPLAU DLM KEP :
 MANUSIA : ORGANISME YG BERJUANG DG CARA SENDIRI DLM MENURUNKAN KETEGANGAN AKIBAT DORONGAN KEB.
o SEHAT : SIMBUL YG MENUNJUKKAN PERKEMB PERSONALITAS KEHIDUPAN YG KREATIF KONSTRUKTIF DAN PRODUKTIF.
o MASY/ LINGK
: TUGAS PERKEMB MNS
o KEP : HUB MNS , ORG SAKIT/ BUTUH BANTUAN PELAY KES MLL PROSES INTERPERSONAL.
• T. MODEL KEP PEPLAU DIGBRKAN SBB:
• 5. T. MODEL KEP IMMAGENE KING
o TEORINYA " GENERAL CONCEPT OF HUMAN BEHAVIOR " DG DIDASARKAN PD SISTEM, CONSEPT DAN PROSES.
• FOKUS KEPERAWATAN ADALAH KEPEDULIAN PD SESAMA MNS.
• SASARAN KEP ADL KES INDIVIDU DAN PRWTAN KES BAGI KOMUNITAS DG SIST TERBUKA YG BERINTERAKSI DG LINGK.
• CONCEPT DASAR SIST TEORI I. KING ADL :
o 1. SIST PERSONAL
o 2. SIST INTERPERSONAL
o 3. SIST. SOSIAL
• 6. T. MODEL KEP F. GLENN ABDELLAH
o MODEL KONSEP T. ABDELLAH MEMPUNYAI 3 KOMPONEN PENTING YAITU : KESEHATAN, MSL KEP DAN PEMECAHAN MSL.
o DLM TEORINYA BAHWA PERAWATAN MENGGUNAKAN PEMECAHAN MSL DG DIHUB DG KEBUT MNS.
o ASUMSI DSR DLM PELAY KEP HRS EFEKTIF DG MENGIDENTIFIKASIKAN KEKURANGAN DAN KELEMAHAN KLIEN SECARA AKURAT.
o TEORI KEP ABDELLAH MENITIKBERATKAN PADA 21 MSL KEP YAITU: MEMELIHARA KEBERSIHAN & KENYAMANAN, ISTIRAHAT & TIDUR , PENCEGAHAN KECELAKAAN, DEFORMITAS, KELANCARAN OKSIGEN, PEMENUHAN NUTRISI, ELIMINASI, KESEIMBANGAN CIRAN/ ELEKTROLIT, MENGENAL REAKSI FISIOLOGIS THD SAKIT, TERPELIHARANYA MEKANISM REGULATOR,
• 7. T. MODEL CALLYSTA ROY
o 6 TAHAP PROSES KEP MENURUT CALLYSTA ROY ADALAH :
 MENGKAJI TINGK LAKU KLIEN
 MENGKAJI FAKTOR YG MEMPENGARUHI
 IDENTIFIKASI MSL
 MERUMUSKAN TUJUAN
 INTERVENSI
 SELEKSI PENDEKATAN & EVALUASI
o ASUMSI DSR :
 BERKEMB DARI TEORI SIST KEMUDIAN KE TEORI ADAPTASI DARI NILAI-NILAI MNS
o TUJUAN KEP SBG PENINGKATAN RESPON ADAPTASI KE 4 MODEL ADAPTASI.
• 8. T. MODEL KEP MADELLINE LEINENGER
o TEORINYA " TRANSCULTURAL NURSING ETHNONURSING " DAN CROSS CULTURAL NURSING.
o FOCUS : STUDY PERBANDINGAN DAN ANALISA BUDAYA BERKENAN DG KEPERAWATAN DAN PRAKTIK KEP & NILAI KEPERCAYAAN
o TUJUAN : U/ MEMBERIKAN PELAY AS KEP PD KONTEKS SEHAT- SAKIT.
o ASUMSI DSR :
 PRWT PD MNS MRP FENOMENA
 KEP PROFESIONAL TERDIRI DR DIMENSI INTELEKTUAL DAN PRAKTEK.
 PRWT PUNYA UNSUR BIOFISIK, KULTUR, PSIKOLOGI, SOSIAL, DAN LINGK
 KEGIATAN KEP ADL KEGIATAN TRANSCULTURAL
 PERILAKU KEP ADL TUJUAN & FUNGSI BERFARIASI SESUAI DG STRUKTUR SOSIAL.
 PRAKTIK KEP BERFARIASI SESUAI DG PERBEDAAN BUDAYA & PERBEDAAN SIST KEP.
 9. T. MODEL DORROTHEA E. OREM ( 1971 )
o FOKUS UTAMANYA ADL PEMENUHAN KEB PERAWT KLIEN. DIKENAL DG ISTILAH " SELF CARE " .
o TUJUAN MEMBANTU KLIEN MENGGAMBARKAN DAN MENJELASKAN CARA PERAWATAN DIRI DLM PEMENUHAN KEBUT BIO, PSIKO, PERTUMBUHAN, DAN SOSIAL.
• DALAM TEORI KEP OREM SECARA UMUM TERDIRI ATAS 3 BTK HUBUNGAN :
o 1.TEORI SELF CARE
o 2. TEORI PNURUNAN SELF CARE
o 3. TEORI NURSING SISTEM
• TEORI SISTEM OREM BILA DI GBRKAN SBB:
• T. MODEL KEP. DOROTHEA E.JOHNSON
o KONSEPTUAL JOHNSON DI DSRKAN BAHWA KEPWT ADLH UNIK , INDEPENDEN THD KES YANG DITUJU DG DIANALOGIKAN DGN ANATOMI SISTEM BIOLOGIS.
o ASUMSI DASAR
 TINGKAH LAKU DARI ASPEK BIOLOGIS , PSIKOLOGIS & SOSIAL DARI SISTEM DALAM MENCAPAI KESEIMB PERLU PEMELIHARAAN ADAPTASI LINGKUNGAN DENGAN PENGAMATAN.
o MODEL SISTEM TINGK LAKU ADA 4 TUJUAN :
 TINGK LAKU SEIMBANG DG SOSIAL
 MODIFIKASI TINGK LAKU U/ MENDUKUNG KEB BIOLOGIS
 MAMPU MENGAMBIL MANFAAT DLM PENGET SEMA SAKIT.
 TINGK LAKU TDK MEMBERI BUKTI TRAUMA SBG HSL AKHIR.
• PERBEDAAN T. JOHNSON DG OBAT BERFOKUS PADA PERUBAHAN FISIOLOGIS & PERAWATAN BERFOKUS PADA TINGK LAKU ORANGNYA.
• T. MODEL KEP IDA JEAN ORLANDO
o FILOSOFINYA MEYAKINI BAHWA APLIKASI PRINSIP DLM PEMECAHAN KETIDAKBERDAYAAN KLIEN DG MENGGUNAKAN PROSES KEP & DITERUSKAN DLM SATU DISIPLIN YG MEMBUTUHKAN LATIHAN.
o Menekankan pentingnya interaksi yg baik anatar perawat dg klien dengan fokus praktek keperawatan menjadi kerangka dasar bagi bantuan yg diberikan pada klien.
o ASUMSI DASAR: ORLANDO MEMANDANG FUNGSI PRWT ADL MENEMUKAN & MEMENUHI KEBUT KLIEN AKAN BANTUAN.
o TUJUAN DARI T. MODEL KEP ADL MEMENUHI KEBUTUHAN KLIEN AKAN BANTUAN.

• T. MODEL KEP. MARTHA E. ROGERS
o FILOSOFI : PENGEMBANGAN HEMODINAMIK BERFOKUS PD MNS SECARA KESELURUHAN & TERINTEGRASI DG LINGK .
o ASUMSI DSR : MNS ADL SESUATU YG UNIK UTUH & BERINTERAKSI LANGSUNG DG LINGK SEKITAR DAN DLM PERKEMBANGANNYA DPT DIEVALUASI DR TINGKAH LAKUNYA.
o KONSEPTUALNYA DIDASARKAN ATAS SUMBER ENERGI PD DIRI MNS SENDIRI DG MENGGUNAKAN SIST TERBUKA DG POLA DAN ORGANISASI 4 DEMENSI.
o FOKUS KEP : ADL MNS DAN LINGK DG MENINGKATKAN INTERAKSI YG SELARAS ANTARA MNSD DENGAN LINGK MELALUI PARTISIPASI DLM PROSES PERUBAHAN.
• T. MODEL KEP BETTY NEUMAN
o MENEKANKAN PENTINGNYA MODEL KONSEP NURSING EDUCATION.
o FOKUS KEP DITUJUKAN PD REAKSI KLIEN THD STRESS SERTA FAKTOR PEMULIHAN/ ADAPTASI.
o TEORI MENEKANKAN PD PERSON'S DALAM KONDISI KESEIMBANGAN DINAMIS ANTARA HUMAN , LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KEPERAWATAN.
o ASUMSI DSR ADL SUATU SISTEM PD KLIEN DISETIAP STRESSOR ADA PD GARIS PERTAHANAN NORMAL.
o T. MODEL MYRA LEVINE
o MENEKANKAN BAHWA KEP DIDSRKAN PD KETERGANTUNGAN INTERAKSI ANTARA MNS DGN LAINYA DIDSRKAN PD ENERGI, INTEGRITAS STRUKTURAL, INTEGRITAS PERSONAL DAN SOSIAL.
o FILOSOFINYA MENEKANKAN PD SUATU YG SIFATNTA HOLISTIK DG MENGGUNAKAN KONSEP RESPON ORGANISME YG SAKIT DG IDENTIFIKASI MEMPERLUAS ADAPTASI.
o T. MODEL KEP ERNETINE WEDENBACH
o FILOSOFINYA MENEKANKAN BAHWA BANTUAN KEP DIBERIKAN OLEH PRWT HANYA PD INDIVIDU YG MEMERLUKAN , INDIVIDU YG UNIK DG STIMULASI YG KERAS YG MENCERMINKAN KEPUASAN YG TERBAIK.
o TEORINYA DIKENAL DG " THE NURSES
WISDAN
IN NURSING TEORY " ATAU TEORY PERSPEKTIF WIDENBACH DENGAN DIBENTUK DARI 3 FAKTOR YAITU :
 1. TUJUAN SENTRAL MRP SESUATU YG MENDASAR.
 2. PRESKRIPSI / KETENTUAN UNTUK MEMENUHI TUJUAN SENTRAL.
 3. KENYATAAN TENTANG SITUASI KESEGERAAN.
o HUBUNGAN ANTARA TUJUAN SENTRAL, PRESKRIPSI DAN REALITAS DPT DIGAMBARKAN SBB:
 TINDAKAN PERAWAT DIDASARKAN PD PRINSIP UNTUK MENOLONG YAITU :
 REFLEK / SPONTAN.
 KONDISI/ OTOMATIS.
 IMPULSIF/ IMPULSIF.
 KESENGAJAAN/ TANGGUNG JAWAB.
• T. MODEL KEP.MARJORY ; CARLOTLE PAUL ; JEAN SREEVES.
o FILOSOFINYA : PENERIMAAN TERHADAP PRAKTEK KEP PROFESIONAL ANTAR PERSON.
o ASUMSI DSRNYA ADL KEPERAWATAN PD DSRNYA ADL ANTAR PERSONAL DG MEMANDANG MNS SECARA HOLISTIK MEMBERIKAN PETUNJUK DAN ARAHAN U/ MENGGUNAKAN PROSES KEP.
 SECARA DEFINISI DR MASING- MASING PROSES KEP ADL :
 KETENAGAAN : HATI - HATI, BIJAKSANA DAN SENGAJA
 INTELEKTUAL : RASIONAL, PEWNGETAHUAN, MASUK AKAL SESUAI KONSEP.
 AKTIVITAS : PERUBAHAN TINGKAH LAKU
 SISTEMATIS : MAKSUD TERTENTU DG KLASIFIKASI.
 T. MODEL LYDIA HALL
o ASUMSI DASARNYA BAHWA KEP BERPUSAT PD CARE / PERAWATAN, CORE/ PUSAT, CURE/ PENGOBATAN.

MODEL DAN KONSEP KEPERAWATAN

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.
Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.
Jenis konsep :
1. Empirical concept : observable concept : konsep yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari, misalnya meja, kursi
2. Inferential concept : non observable concept : konsep yang sulit diamati dalam kehidupan sehari-hari, contoh tekanan darah
3. Abstract concept
Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah
Model konsep keperawatan berfungsi untuk :
1. Mengklarifikasi ide/pola pikir tentang keperawatan dan kaitannya dengan praktek keperawatan
2. Meningkatkan pola pikir kreatif perawat untuk membantu mengembangkan profesi
3. Memberi arahan bagi pelayanan klien
4. Memberi corak/warna pada pelayanan yang diberikan
TEORI KEPERAWATAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua metode dasar, yaitu metode induktif dan metode deduktif.
Jenis teori :
1. Scientific theory : merupakan metode yang valid dan reliabel, diuji berulang kali melalui riset, generalisasi empiris
2. Substantive theory : menjelaskan fenomena penting suatu disiplin ilmu, dikembangkan oleh disiplin ilmu lain, beberapa pernyataan telah diuji
3. Tentative theory, baru diusulkan, sedikit atau belum diuji coba, belum banyak dikritik oleh disiplin ilmu tersebut
Teori Keperawatan
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
Karakteristik dasar teori keperawatan
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan :
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan
Perkembangan teori keperawatan :
Tahun Nama Penekanan
1952 Hildergerad E. Peplau Proses interpersonal merupakan dorongan pendewasaan kepribadian
1960 Faye G. Abdellah Masalah pasien menentukan perawatan yang dibutuhkan
1961 Ida Jean Orlando Proses interpersonal menghilangkan distress
1964 Ernestine Weidenbach Proses pemberian bantuan untuk memenuhi kebutuhan dengan menggunakan seni perawatan individu
1966 Lydia E. Hall Asuhan keperawatan sebagai pengarahan orang untuk dapat mencintai diri sendiri
1967 Joyce Travelbee Pemahaman tentang arti sakit menentukan bagaimana orang merespon
1970 Martha E. Rogers Manusia-lingkungan merupakan medan energi yang menghasilkan kondisi negentropi
1971 Dorothea E. Orem Perawatan diri mempertahankan keseluruhan/ keutuhan
Imogine M. King Transaksi memberikan kerangka untuk mencapai tujuan
Tahun Nama Penekanan
1974 Sister Calista Roy Hubungan stimulus dengan system adaptif
1976 Josephine G. Paterson Keperawatan merupakan pengalaman dalam mempedulikan orang/nurthuring
1978 Madeline M. Leininger Caring bersifat universal dan bervariasi secara budaya
1979 Jean Watson Caring sebagai moral ideal : akal, pikiran, jia terkait satu sama lain
Margaret A. Newman Penyakit sebagai bukti bagi pola hidup yang belum terjadi
1980 Dorothy E. Johnson Subsistem berada pada stabilitas yang dinamis
1981 Rosemarie Rizzo Parse Manusia dan lingkungan sehat yang konkrit